Senin, 20 Februari 2012

Pernikahan itu


Pernikahan adalah sebuah ibadah yang indah, mendengarnya saja membuat kita semua tersenyum - senyum sendiri dan langsung tersirat sesuatu hal yang indah - indah. Membahas sebuah pernikahan memang selain indah, tidak akan habis, dan tidak akan berujung, mulai dari proses pencarian/menentukan jodoh, persiapan, walimah ‘urs, dan sampai pada pernak - pernik keluarga SaMaRa. Menurut ustad Ahmad Arqom, pernikahan adalah sebuah aqad dari dua insan manusia yang akan membentuk keluarga dengan satu juta warna dan juga dengan pernikahan ini kita akan mengalami dan melihat keMaha Besaran Allah yaitu sebuah tahapan penciptaan manusia dan yang lainnya.



Keterkaitan yang cukup erat dengan pernikahan adalah jodoh, banyak orang bilang bahwa jodoh itu memang sulit kita tebak (misteri) dan tidak disangka siapa orang yang akan menjadi imam kita, seseorang yang beraqad dengan kita, seseorang yang ikhlas menerima/menemani kita apa adanya. Semua serba tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Kadang dia begitu dekat, kadang tidak sesuai yang kita inginkan, namun yang perlu kita tekankan dalam memahami konsep jodoh ini adalah jangan mengharapkan kesempurnaan (keidealan) pada pasangan kita seperti yang pernah dipaparkan oleh ustad Prof. Mukhtasor bahwa tidak ada yang ideal di dunia ini, gas ideal (Pv=NRT) itu sebenarnya tidak ada (hanya pendekatan)yang ada adalah gas non-ideal (Pv=ZnRT). Karena dengan ketidakidealan ini, kita akan menjadi banyak belajar dan memahami satu sama lain serta menjadi lebih dewasa dan banyak bersyukur, seperti pengalaman pribadi yang disampaikan ustad Ahmad Arqom juga bahwa dengan menikah dirinya menjadi dewasa, so jangan menunggu dewasa untuk mengambil langkah/memutuskan untuk menikah ;-)

Setelah kita mendapatkan jodoh yang cocok, baru menginjak langkah berikutnya yaitu proses khitbah, ijab qobul, Walimah ‘Urs. Mahar (mas kawin), kata yang satu inilah cukup berperan penting dalam menentukan langkah berikutnya. Bahkan ada daerah tertentu membatalkan proses selenjutkan berlangsung karena mahar ini tidak sanggup dipenuhi oleh calon mempelai laki-laki (tidak sesusai ketentuan). Bukankah ada hadist Rasullulloh bersabda "Di antara keberkahan seorang wanita ialah yang mudah urusannya dan murah maharnya."( HR. Abu Dawud ) dan karena mahar ini pula banyak kaum Adam mengurungkan/menunda niatnya untuk menikah, hayatilah hadist berikut ini, dari Sahal bin Sa’ad bahwa Nabi SAW didatangi seorang wanita yang berkata,”Ya Rasulullah kuserahkan diriku untukmu”, Wanita itu berdiri lama lalu berdirilah seorang laki-laki yang berkata,” Ya Rasulullah kawinkan dengan aku saja jika kamu tidak ingin menikahinya.” Rasulullah berkata,” Punyakah kamu sesuatu untuk dijadikan mahar? dia berkata, “Tidak kecuali hanya sarungku ini” Nabi menjawab,”bila kau berikan sarungmu itu maka kau tidak akan punya sarung lagi, carilah sesuatu.” Dia berkata,” aku tidak mendapatkan sesuatupun.” Rasulullah berkata, ” Carilah walau cincin dari besi.” Dia mencarinya lagi dan tidak juga mendapatkan apa-apa. Lalu Nabi berkata lagi,” Apakah kamu menghafal Qur’an?” Dia menjawab,”Ya surat ini dan itu” sambil menyebutkan surat yang dihafalnya. Berkatalah Nabi,”Aku telah menikahkan kalian berdua dengan mahar hafalan Qur’anmu” (HR Bukhori Muslim). So jangan mengkhawatirkan hal ini itu, InsyaAllah ada jalan kata Maher Zain, jika niat kita bulat dan niat ibadah (mencari Ridho Alloh) segera dieksekusi, buktikan kesungguhanmu.

Ketika semua langkah berjalan lancar, Alhamdulillah ya kita akan melangkah dan menjalani semua kesepakatan - kesepakatan yang dibuat, visi-misi ke depan dan pernak pernik rumah tangga yang akan kita temui, baik itu yang menyenangkan atau hal yang kurang menyenangkan. Memang tidak mudah menghadapi kerikil-kerikil rumah tangga, tapi untuk menyelesaikan itu semua ternyata tidak sulit jika permasalahan itu kita selesaikan berlandaskan Islam. Oleh karena itu, menurut ustad Mudzoffar dalam membangun rumah tangga baik suami maupun istri tetap meningkatkan dan saling mendukung nilai/potensi ukhrawi (tingkat Iman) dan memahamkan pada kita akan adanya dinamika (variasi) kehidupan serta tidak hanya menitik beratkan pada hak suami dan istri, jangan lupa akan kewajibannya. Pesan singkat yang diutarakan beliau juga adalah jangan memustahilkan hal yang mungkin dan jangan memungkinkan yang mustahil, artinya jika suami/anak kita anggap pengetahuan agamanya bagus sehingga mustahil mereka akan melalukan yang dilarang agama, padahal peluang/kemungkinan itu sangat besar dengan adanya sarana yang mendukung untuk saat ini (FB, BB, dll). Tetap istiqomah aja

Terkait dengan kewajiban/tanggung jawab, menurut ustad Prof Mukhtasor untuk membina rumah tangga perlu adanya skill baik itu membangun rumah tangga sampe manajemen keuangan. Skill itu penting, agar dalam menjalani semua kewajibannya bisa berjalan dengan baik dan memberikan kenyamanan bagi yang lain. Suami bertanggungjawab dalam membangun rumah dan istri mengatur rumah, kewajiban ini harus jelas, saling sepakat, dan bahu-membahu serta harus punya skill. Seorang Istri dalam mengatur rumah harus tahu ilmunya bahwa rumah itu tidak hanya sebagai tempat tinggal tapi memiliki fungsi sebagai orieantasi kegiatan yang bermanfaat lainnya (berdakwah, pedidikan, berkarier)serta memfasilitasi fungsi rumah tadi sehingga semua anggota keluarga merasa nyaman berada di rumah. Sedangkan untuk keuangan perlu disiapkan dan rencanakan yang jelas, karena di zaman sekarang semua serba doit dan lebih antipasi. Namun ustad Prof Mukhtasor menyarankan untuk manajemen keuangan kita mempelajari dan memahami hukum kelimpahan rezeki, hukum spiritual rezeki, baca buku "idiot kaya, genius kaya" ambil pengalaman yang baik, sisihkan untuk berbagi dan manajemen keuangan ini perlu dibicarakan dan adanya kesepakatan bersama. Hal ini, sangat penting dengan paham hukum - hukum di atas tanpa  kita sadari bahwa kita akan merasakan datangnya rezeki tanpa kita sangka - sangka dan dari arah manapun, itu adalah hak veto Sang Maha Kaya. Sudah cukup membuat anda para penyimak bulat niatnya untuk menikah kan, yang tadinya niatnya masih segitiga berubah segiempat, yang tadinya segiempat berubah segilima,segienam, yang pada akhirnya bulat deh.
Sebelum melangkah dalam menikah, alangkah baiknya baik calon istri dan calon suami memahami psikologis Adam dari Mars dan Hawa dari Venus. Di samping itu,perbanyak pengetahuan tentang warna-warni rumah tangga dan yang tidak kalah penting adalah tingkatkan potensi ukhrowinya (nilai keimanan).

Berikut sedikit gambaran warna-warni mulai dari awal pernikahan sampe rumah tangga (silahkan kalo mau berkomentar), agar lebih siap pemahamannya, meningkatkan rasa penerimaan (legowo), dan lebih antipasi
  1. Calon istrinya usianya lebih dewasa
  2. Calon istri memiliki pendidikan/karier/penghasilan lebih tinggi
  3. Calon mertua menolak calon kita karena beda kelas,kalangan,kelompok (pekerjaan, marga, NU, Muhammadiyah) dan atau calon kita mengajak/menuntut dalam kelompok kita
  4. Calon suami kita masih kuliah/belum bekerja
  5. Calon mertua memengang erat adat-istiadat daerah masing-masing (weton, hari baik, rumahnya menghadap mana,…maaf jawa banget, yang saya tahu ini)
  6. Suami – Istri sama-sama bekerja
  7. Tinggal di rumah mertua indah/ngontrak/nyicil rumah
  8. Pemilihan lingkungan tempat tinggal, sekolah anak
  9. Istri mengalami keguguran/melahirkan normal/Caesar
  10. Melahirkan anak yang memiliki ketidaksempurnaan
Semua tidak ada yang sempurna, semoga sedikit ilmu yang aku sampaikan bisa bermanfaat dan lebih paham makna kesempurnaan yang sesungguhnya dengan begitu semoga kita termasuk orang yang bersyukur atas semua yang kita terima.  Wallahu a'lam bi shawab

By: Link Lohan

Cek Kesehatan Pra Nikah, Haruskah?

Menikah adalah momen sakral yang sangat penting bagi setiap orang, karena hanya sekali seumur hidup. Namun mengingat kepentingannya yang jangka panjang, yaitu menjadi suami, istri dan ibu yang paripurna, selayaknya persiapan tidak dilakukan untuk hari H saja. Persiapan jangka panjang, terutama kesehatan  yang sangat dibutuhkan sampai akhir hayat, penting untuk dipastikan sebelum menikah.


Tujuan pernikahan, selain ibadah juga mensinergikan dua insan, juga memperoleh keturunan yang unggul. Dengan demikian, harus dipastikan benih yang dihasilkan dari dua insane tersebut adalah benih yang unggul pula dan tidak menyimpan penyakit yang akan disesali di kemudian hari. Kalaupun ada bakat kemudian, tindakan preventif bisa lebih cepat dilakukan. Bahkan dengan pemeriksaan kesehatan pranikah, calon ibu dan ayah dapat mempersiapkan kehamilan yang sehat setelah menikah. Idealnya cek kesehatan ini dilakukan oleh kedua pihak.

Dr. Oni Khonsa Sp.OG, spesialis kandungan Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, mengatakan, “ Sebenarnya ini memeng tergantung urgensinya. Tapi jika tes ini dilakukan , akan lebih jelas terlihat adanya kelainan yang sifatnya bisa diturunkan atau tidak. Akan lebih mudah  melakukan antisipasi terhadap kondisi kesehatan ibu dan anak jika sejak awal diketahui kelainan tersebut.”
Sebaiknya pasangan yang hendak menikah melakukan persiapan hingga ke ranah tes kesehatan, tambah Oni. Ini penting untuk keduanya. Terutama bagi perempuan, untuk mendeteksi jika ada kemungkinan kelainan jantung atau hipertensi, karena perlu penanganan khusus jika hal itu terjadi.

APA SAJA YANG PERLU DIPERIKSA?

Menurut Oni Khonsa. Cek kesehatan pranikah yang perlu dilakukan adalah memeriksa :

  • Kemungkinan Adanya Virus HIV, Juga Hepatitis B & C
Hingga saat ini tingkat kematian karena virus HIV dan virus hepatitis B & C di Indonesia masih tinggi. Jika ada salah satu pasangan yang terdapat virus ini di tubuhnya, maka pasangannya bisa melakukan imunisasi sehingga tidak mudah tertular. Pencegahan-pencegahan yang lain juga bisa dilakukan, sehingga bisa merencanakan keturunan yang sehat.

  • .       Rhesus yang Bersilangan
Kasus rhesus yang bersilangan angkanya tidak tinggi. Namun bukan berarti dapat diabaikan begitu saja, karena jika ibu memilik rhesus negative dan janinnya memiliki rhesus positif, maka antibody ibu bisa menolak si anak yang dikandungnya. Anak bisa meninggal didalam kandungan. Jika cepat diketahui bahwa ibu memiliki rhesus negative dan anak memiliku rhesus positif, ibu hamil bisa diberi obat-obatan tertentu supaya anaknya bisa lahir dengan selamat

  •        Penyakit Keturunan
Penyakit keturunan seperti thalassemia sebisa mungkin sudah terdeteksi sebelum pernikahan. Sangat disarankan agar menghindari terjadinya pernikahan terhadap sesama penderita thalassemia. “ Terlepas dari ketentuan-Nya, pernikahan yang terjadi sesama pembawa thalassemia sangat mungkin menurunkan penyakit tersebut kepada keturunannya, karena thalassemia adalah kelainan darah yang membahayakan nyawa,” pungkas Oni.

Sumber : UMMI Edisi Spesial I 2012

Selasa, 14 Februari 2012

Siapkah Secara Mental Anda Menikah?

Berikut adalah beberapa pertanyaan, Jawablah dengan tanda "V" jika pernyataan di bawah sesuai dengan diri Anda atau tanda "X" jika pernyataan di bawah tidak sesuai dengan diri anda :
  1. Bagi Saya, pernikahan adalah bersatunya dua pribadi yang sangat berbeda sehingga dibutuhkan kebesaran hati dan keluasan pikiran untuk dapat mengatasi setiap percikan masalah
  2. Menurut saya, kemapanan ekonomi sangatlah penting dalam kesiapan menikah. Pasangan yang ideal bagi saya adalah yang sanggup memenuhi segala keinginan dan kebutuhan saya dan keluarga
  3. Bagi saya, pasangan harus serupa walau tak sama dengan diri saya. Saya ingin pasangan yang memiliki kegemaran yang sama, profesi yang sama, makanan kesukaan yang sama, selera musik yang sama, dan lainnya. Saya beranggapan dengan banyak persamaan yang dimiliki, kami berada dalam dunia yang sama sehingga dapat meminimalisasi permasalahan
  4. Saya sangat ingin menikah. Saya pun sudah memiliki calon tapi belum juga melangkah ke pelaminan, karena saya khawatir kalau-kalau pernikahan saya akan berakhir dengan perceraian
  5. Menurut saya, memasuki pernikahan itu seperti kita berjalan menyusuri gua, Kita tidak akan pernah tahu apakah perbekalan yang kita bawa cukup atau tidak. Kita pun tidak tahu apa saja yang akan kita temui di dalam gua dan kemana gua tersebut akan berakhir. Menikah itu selain membutuhkan perbekalan, juga sangat dibutuhkan keberanian dan kenekatan
  6. Saya sangat kesal, jika orang lain memberi komentar tentang kelebihan berat badan saya, apalagi jika yang berkomentar adalah pasangan. Saya merasa tidak diterima apa adanya
  7. Biasanya saya akan bete dan ngambek seharian jika orang yang saya hubungi tidak membalas sms atau telpon. Saya akan semakin bad mood jika orang tersebut adalah pasangan. Saya akan merasa tidak dipentingkan olehnya
  8. Saya senang memberi hadiah pada orang lain. Suatu kebahagiaan bagi saya melihat wajah cerah orang lain yang bersuka cita karena menerima hadiah saya
  9. Saya sedih saat mendengar teman-teman seangkatan, bahkan adik angkatan saya, sudah menikah. Saya bersedih karena melihat diri saya masih saja berada di dalam barisan orang-orang yang menanti saat itu tiba
  10. Saya merasa heran jika ada teman atau orang lain yang melangsungkan pernikahan di usia muda. saya berpendapat bahwa menikah adalah masalah yang serius sehingga harus dipikirkan matang-matang. Lebih baik membangun karir dulu, sehingga saat menikah nanti dapat menjalani rumah tangga dengan lebih baik.
  11. Saya selalu memimpikan memiliki keturunan. Saya menganggap anak-anak adalah sumber semangat walaupun terkadang tingkah laku mereka menjengkelkan
  12. Saya mendengar bahwa indahnya pernikahan hanyalah sebulan atau dua bulan pertama, selebihnya neraka karena sudah penuh dengan masalah. Saya pikir, masalah sudah pasti ada didalam hidup kita. Yang terpenting adalah bagaimana sikap kita sendiri dalam menyikapi masalah tersebut. Menikah memang jadi banyak masalah.. so what??
KETERANGAN :
Jika jawaban Anda "V" pada nomor-nomor 1,5,8,9,10, dan 11, maka dapat dikatakan Anda telah siap mental untuk menikah.
Jika jawaban Anda "X" pada nomor-nomor 2,3,4,6,7 dan 10, maka dapat dikatakan Anda belum siap mental untuk menikah.

Sumber : Ummi Edisi Spesial I-2012

Kenapa SPN?

Ide yang digagas oleh Rumah Keluarga Indonesia ini mungkin tidak biasa ditelinga kita. Bahkan kerap kali, banyak orang bertanya-tanya, perlukah sekolah pra nikah? apa gunanya teori? bukankah praktek langsung lebih penting dibandingkan sekedar mendengarkan uraian seminar saja ?

Pernikahan adalah suatu momen yang dilalui oleh setiap manusia yang akan memasuki bahtera rumah tangga. Data menunjukkan angka perceraian yang fantastis sebesar 320.788 perkara di penghujung 2010. Penelitian lain memperlihatkan pernikahan yang ada setiap tahunnya, sepuluh persennya berakhir dengan perceraian. Suatu hal yang memprihatinkan. Karena dampak perceraian tidak hanya dipikul oleh kedua belah pihak tetapi juga keluarga besar, terutama anak anak.
Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Beberapa factor berikut menjadi sebabnya :
1. Pergeseran paradigm dari pernikahan yang agung dan suci menjadi pernikahan yang biasa saja dengan hingar bingar pesta
2. Dampak globalisasi, banyaknya berita tentang pernikahan dan perceraian artis atau tokoh masyarakat
3. Orang tua dan pasangan calon suami-istri lebih memikirkan persiapan acara pernikahan daripada persiapan mental, spiritual dan fisik dari calon suami atau istri

Dengan keinginan mempersiapkan generasi muda muslim yang siap menghadapi jenjang pernikahan muslim inilah yang menyebabkan Rumah Keluarga Indonesia, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang mengkhususkan diri pada pembinaan keluarga, mewujudkan sekolah pra nikah, karena pembentukan keluarga sakinah hendaknya dipersiapkan sejak dini. 

Sebuah dialog, edutainment talkshow digelar pada tanggal 18 Desember 2011. Mengusung jargon Menuju Pernikahan Tak Cukup Hanya Cinta, acara yang dihadiri Habiburrahman el Shirazy dan Sinta Yudisia sebagai pembicara ini sukses mengatarkan 104 orang menjadi pendaftar sekolah pra nikah angkatan pertama.

Dalam sekolah pra nikah yang digelar dalam enam paket pertemuan, 22 Januari s.d 26 Februari 2012, peserta akan dibekali dengan materi tentang bagaimana memilih pasangan,menata visi dan misi keluarga,psikologi adam hawa,manajemen keuangan keluarga,kesehatan pranikahdan pasca menikah, dinamika keluarga dan sesi konseling untuk permasalahan seputar persiapan pernikahan. Jadi Anda berminat?

Sumber :
http://naritha.blogspot.com/2011/12/talkshow-menuju-pernikahan-tak-cukup.html

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes