Senin, 28 Mei 2012

Download Form Daftar Ulang SPN 2


Barakallah kami ucapkan kepada para peserta atas ikhtiarnya untuk mengikuti Sekolah Pra Nikah (SPN) angkatan ke -2
semoga kita dimudahkan dalam mengikuti sunnah Rasul-Nya. Amin...

Berikut ini kami mengumumkan bahwa :
1. Peserta SPN 2 harap mengisi formulir berikut ini dan dikumpulkan dalam 2 bentuk:
    a. dalam bentuk file, dikirim ke spnsurabaya@yahoo.co.id
    b. dalam bentuk cetak (print), dibawa saat pertemuan perdana tgl 3 Juni 2012
2. Pertemuan perdana SPN 2 dimulai pada:
    hari: Ahad, 3 Juni 2012
    tempat :di Gedung Darmawanita ITS Sukolilo
    pukul: 07.30 WIB
3. Pelunasan biaya pendaftaran terakhir tgl 3 Juni 2012 (saat registrasi), bagi yang sudah membayar, harap membawa bukti transfer

Terima kasih
-Panitia SPN 2-

Rabu, 16 Mei 2012

Kabar Gembira

KABAR GEMBIRA...
SPN 2 TURUN HARGA !!!
Segera daftarkan diri anda, PESERTA TERBATAS...

Diinfokan kepada seluruh calon peserta SPN 2 bahwa:
1. biaya SPN 2 turun harga dari Rp. 175.000 menjadi Rp. 125.000
2. pertemuan perdana SPN 2 diundur menjadi tanggal 3 Juni 2012
3. pendaftaran dan pembayaran paling lambat tanggal 25 Mei 2012

pendaftaran cukup dengan sms ke 085226118611
SPN_nama lengkap_gender (putra/putri)_alamat email

pembayaran ditransfer ke:
BCA --> 8905061654
BSM --> 7007042951
a.n Astria Hijriani
*untuk peserta yang sudah transfer, selisih biaya akan dikembalikan saat pertemuan perdana SPN 2

Tim Sekolah Pra Nikah 2 (SPN 2)
"Nikah Tak Cukup Hanya Cinta"

Senin, 14 Mei 2012

Segera Daftar SPN Angkatan II

Telah dibuka pendaftaran Sekolah Pra Nikah (SPN) Angkatan ke-2
Pendaftaran melalui sms ke 085226118611 dengan format:
SPN_nama lengkap_gender (putra/putri)_alamat email

Fasilitas:
12 materi (6x pertemuan setiap hari Ahad)
Makalah
Snack dan minum
ID Card
Sertifikat
CD

Biaya: Rp.175.000
Pembayaran paling lambat tanggal 20 Mei 2012, dapat ditransfer ke:
BCA --> 8905061654
BSM --> 7007042951
a.n. Astria Hijriani

PESERTA TERBATAS....!!!!

*Insya Allah, kelas perdana SPN angkatan 2 dilaksanakan pada hari Ahad, 27 Mei 2012

Sabar dan Syukur Menanti Pernikahan

“Boleh saya tanya kepada kalian, kira-kira hal tidak enak apa yang terbayang dalam sebuah pernikahan?” *perlu jadi catatan yang ditanyai ini pada belum nikah.

Ada yang menjawab, “Kalau setelah menikah ternyata nggak sreg.” Ada juga,“Kalo nggak punya visi dan misi yang sama.”

“Sebetulnya jawabannya cukup mudah, nggak enaknya cuma satu, kok nggak dari dulu-dulu saya nikah.”

Banyak kondisi riil di lapangan seperti KDRT, perselingkuhan, mulai terbukanya aib masa lalu yang akhirnya menjadi sumber pertimbangan bulatnya keputusan untuk menikah. Dari semua kasus itu menjadi pe-er buat kita semuanya untuk mencoba mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan ke dalam kondisi riil tadi. Agar tidak ada orang yang menganggap bahwa pernikahan itu adanya yang indah-indah saja.

Usia pernikahan pun akan menjadi penentu. Biasanya dapat dilihat dari 3 tahun pertama bagaimana sepasang suami istri membangun pondasi rumah tangganya. Oleh karenanya banyak artis dan masyarakat di sekitar kita yang akhirnya memilih cerai karena gagal dalam membangun pondasi pernikahannya. Pernikahan hanya dijadikan sebagai sarana uji coba (trial and error). Kebanyakan disebabkan karena otoritas yang berlebihan, kelas yang lebih tinggi, dan kecantikan atau ketampanan fisik yang menjadi ukuran ketika memilih pasangan.

Mau Nikah atau Siap Nikah?
Ada yang tahu perbedaan antara keduanya? Ya, mereka yang mau menikah belum tentu siap, tetapi yang siap sudah pasti mau. Ada yang sudah siap tapi nggak mau nikah? (*perlu dikasih tanda tanya besar, nih). Menikah adalah kebutuhan dasar sebagai manusia. Tetapi hal utama yang harus didahulukan sebelum banyaknya kriteria yang akan diminta kepada calon pasangan tak boleh lebih dari bagaimana komitmen dan keimanan yang harus tertancap kuat dalam diri untuk menghadapi setiap jengkal proses yang akan dilalui ke depan. Seperti seorang dokter yang dianggap melakukan malpraktek karena sebuah kejadian yang tidak diinginkan (adverse event), pernikahanpun bisa jadi demikian, riil dan harus dihadapi.

Berdasarkan pengamatan pembicara dari realita, ada 8 faktor atau alasan mengapa akhirnya seseorang tak juga memutuskan SIAP menikah :

Pertama, masih punya tanggung jawab keluarga. Kebanyakan dan biasanya alasan ini dari pihak laki-laki, apalagi ketika ia menjadi tulang punggung keluarga (*bukan bermaksud menghakimi. Mau protes? Silakan.)

Kedua, karena saya belum mapan (cukup). Persoalannya kemudian, angka kecukupan itu berapa? Walaupun kita harus realistis bahwa pernikahan itu memang butuh biaya.
Banyak yang kemudian bertanya, “Ustad biasanya pernikahan itu butuh uang berapa?”

“Kamu punya uang berapa?” Tanya ustad balik. “500ribu habis, 100 juta habis, 1 milyar pun habis. Bandingkan antara pesta pernikahan artis yang digelar hingga menghabiskan dana bermilyar, dengan mereka yang menikah di sudut-sudut mushola dan hanya menghabiskan dana tak lebih dari 500ribu.”

Jadi tidak ada ukuran yang jelas untuk sebuah kemapanan. Makanya harusnya tidak boleh dijadikan sebagai alasan. Ingatlah janji Allah berikut :
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur 32)
Dan sungguh, menunda pernikahan berarti kita terhalang untuk membentuk sebuah keluarga agar semakin banyak menebarkan kebaikan di masyarakat.

Ketiga, merasa punya kekurangan dan nggak pede, terjebak pada hal-hal fisik, dan selalu ingin tampil secara sempurna

Ada cerita seorang lelaki, buta, dan Allah menakdirkan ia mendapatkan jodoh dengan kondisi yang sama. Dan mereka pede-pede aja tuh. Subhanallah anaknya cantiknya luar biasa dan normal. Anaknya inilah yang kemudian menuntun kedua orang tuanya berjalan-jalan keliling kota.

So, ingin tampil secara sempurna itu sah saja, tapi kalau kitanya memang biasa saja ya terima. Gemuk dan kurus itu perlu disyukuri. Dan untuk mengurangi ketimpangan karena ketidakpedean seharusnya keduanya berkomitmen untuk saling mengisi.

Keempat, kurang sreg dengan pasangan yang ditawarkan saking perfesksionisnya kita
Tak jarang tiap individu memiliki kriteria setebal anggaran APBD. Dan semuanya tak luput dari kriteria fisik dan duniawi. Introspeksilah terhadap diri masing-masing. Yakini bahwa yang mendapatkan pasangan yang cantik dan ganteng itu belum tentu enak. Suami ganteng, jalan di mall, eh istrinya sewot kalo suaminya dilihat orang. Dapat istri cantik, digodain orang, bingung lagi.

Kelima, trauma dengan kegagalan masa lalu
Biasanya jika sudah membawa dampak pada aspek ruhiyah hal ini perlu penanganan khusus melalui konselor. Beberapa kali gagal dalam sebuah proses menuju pernikahan bisa jadi trauma tersendiri. Dapat cerita dari seorang kawan yang akan menikah. Dari pihak laki-laki dan perempuan sudah setuju, undangan sudah disebar, semuanya sudah siap. Tapi H-1 tiba-tiba pihak perempuan membatalkan. Alasannya sih saya kurang tahu. Tapi lihatlah betapa besar dampak yang akan ditimbulkan pada pihak laki-laki? Oh, ini masih mending.

Ada yang sudah menikah, ijab qabul, manten disalami oleh tamu yang berdatangan. Tapi hari-hari setelahnya menjadi hambar karena selama 3 hari berturut-turut sang istri tak disentuh sama sekali. Dengan alasan pihak laki-laki, baik manten maupun orang tuanya kurang sreg. Dan itu tidak dibicarakan sebelum menikah, sebelum akad, sebelum ijab qabul.

Keenam, kurang iman - sudah jelas ya

Ketujuh, masih konsentrasi dengan amanah lain

Kedelapan, jodoh yang tak kunjung datang
Inilah yang paling sulit untuk kita jawab. Karena semuanya ada hak prerogativ Allah semata. Yang bisa kita lakukan adalah menanti dan sabar. Kisah berikut mungkin bisa diambil ibrahnya oleh pembaca semua.

“Oh ibu, usiaku sudah lanjut, namun belum datang seorang pemuda pun meminangku. Apakah aku akan menjadi perawan seumur hidup?” seorang gadis, kaya raya, dari Bani Makzum bernama Rith’ah Al Hamka *hemm, yang kaya aja bingung cari jodoh, apalagi kita yang biasa aja.

Kemudian si ibu datang kepada ahli nujum dan dukun. Yang penting anaknya dapat jodoh, Tapi setelah sekian lama tetap tak mendapat hasil. Rith’ah Al Hamka menjadi semakin bermuram durja. Hanya menatap cermin untuk memandang diri sambil terus bertanya,

“Mengapa sampai hari ini tak juga kunjung datang orang yang akan menikahiku?”

Lalu datanglah seorang saudara jauh dari ibunya yang memiliki anak pemuda yang cukup tampan dan kemudian bersedia menikahi Rith’ah. Keduanya menikah. Namun, beberapa waktu kemudian pemuda itu menghilang. Ternyata keinginan pemuda itu menikahi Rith’ah hanya terletak pada hartanya yang berlimpah

Saking stressnya nih, akhirnya si Rith’ah membeli beratus gulung benang untuk dipintal. Lalu kemudian diuraikan lagi, lalu dipintal lagi, dan hal itu yang terus dilakukan sampai akhirnya ia meninggal. Begitulah asmara, bisa membuat orang menjadi gila. Dan kisah gadis Bani Makzum ini diabadikan dalam Al Quran Surat An Nahl 92
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain  Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.”
Apa saja yang harus dilakukan dalam proses penantian itu?

Pertama, mencoba melakukan update diri dalam segala hal
Jika saya jadi manajer HRD salah satu perusahaan, tentu saya akan memilih karyawan terbaik yang bukan sekedar punya talenta tapi MULTITALENTA. Pun begitu dengan kita. Selama menungu, jadilah seorang yang multitalenta agar ketika jodoh kita sudah datang, ilmu yang kita miliki cukup. Hafalan Al Quran, hadist, dan meningkatkan kapasitas keilmuan. Kelak ketika menikah bisa menjadi sumber jawaban dari masalah dalam keluarganya. Dan itu, LANGKA. Nggak semua orang punya kesempatan seperti itu. Menjadi seorang yang oke. Mungkin orang-orang melihat  tak sempurna secara fisik, tapi ia sempurna secara ruhiyah maknawiyah.

Kedua, berikhtiar dengan benar.
Jalan yang baik ada, jalan yang buruk sangat banyak. Sebagaimana disebutkan dalam hadist qudsi, “Allah itu sebagaimana prasangka hamba-Nya”. Dan yang dimaksud dengan ikhtiar yang benar di sini adalah berhusnudzon kepada Allah atas segala ketetapan-Nya serta menjemput jodoh dengan jalan yang baik.

Ketiga, sabar
Ini klise, tapi harus kita yakini kebenarannya. Kita harus meyakinkan diri kita kalau kita sabar Allah akan memberikan yang terbaik dalam hal segalanya. Yakinlah bawa dengan kesabaran tanpa batas, Allah akan memberikan jodoh yang terbaik. Entah itu dari aspek fisik, akhlak, kompetensi, maaliyah, ruhiyah, dan yang lain. Dan kesabaran akan menjadi proses tawakkal kita.

Andaikan kita semua tahu keuntungan dalam bersabar, mau tahu?
1. Berdampingan dengan Allah, karena Allah sangat menyukai orang-orang yang sabar

2. Kita akan memperoleh berita yang menyenangkan

3. Bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak berdosa
Kok bisa? Ya, karena salah satu bagian sabar adalah sabar menerima cobaan hidup. Bukankah cobaan yang sedang melanda kita sat ini (tentang jodoh yang tak kunjung datang) jauh lebih ringan daripada cobaan yang diberikan Allah kepada generasi terdahulu?

4. Insyaallah akan diberi pahala yang berlipat
Kalau saja, orang tahu dan dibukakan segala nikmat tentang pahala, niscaya tak akan ada hiruk pikuk (*waktu itu di kenpark lagi rame turis domestik soalnya) seperti ini. Orang akan banyak meninggalkan kesenangan duniawi kalau tahu betapa berharganya pahala yang tidak bisa diandaikan dengan jumlah mobil, rumah, dan segala kemewahan yang lainnya.

5. Terbebaskan dari siksa neraka
Dan tentu, itu adalah harapan kita semuanya. Kita coba tengok kisah Abdurrahman bin Auf. Sahabat Rosulullah yang sangat luar biasa dalam bersedekah. Kala itu Abdurrahman bin Auf datang ke kota Mekkah dengan membawa 700 ekor unta beserta perbekalannya, LENGKAP. Suatu hari beliau bertemu dengan Aisyah. Aisyah mengatakan kepada Abdurrahman bin Auf, bahwa ketika nanti di yaumul hisab ia akan berjalan dengan merangkak. Mengapa? Karena dengan banyak harta pasti akan dapat banyak pertanyaan. Dan setelah mendengar hal tersebut Abdurrahman bin Auf langsung menyedekahkan semua perbekalan yang dibawanya. Subhanallah…Dan ini adalah bentuk kesabarannya. Lalu kenapa kita tidak bisa? Bisa, pasti bisa!!!

6. Menjadi hamba yang dicintai Allah SWT
Tentu, tak ada cinta yang lebih besar, dari kecintaan Rabb kepada hamba-Nya.
Semoga bermanfaat.[/NF]

Temu Alumni SPN Angkatan 1

Kenpark (6/5) Proses menanti jodoh kadang menjadi cobaan berat bagi sebagian orang. Bisa jadi karena faktor desakan orang tua, tatapan “mengancam” masyarakat sekitar, pertanyaan seputar kapan nikah-punya anak, dan dorongan pribadi karena usia, acap kali menjadi sarana pemicu munculnya kegalauan selama proses penantian.

Tak semua orang memiliki ketahanan psikologis yang sama untuk menghadapi situasi seperti itu. Dan untuk menepis hal-hal negatif yang mungkin mengiringi sepanjang perjalanan penantian jodoh yang belum tiba, hendaklah masing-masing berlatih untuk mengkapitalisasi diri dengan menjadi pribadi yang multitalenta. Tentu saja tak bisa sendirian. Orang-orang seperti ini butuh komunitas agar bisa saling mengingatkan dan memberi motivasi agar tetap berada pada koridor yang benar.

Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu latar belakang diselenggarakannya Gathering alumni SPN Surabaya angkatan I, yang bertempat di gazebo utama kenpark Surabaya mulai pukul 8 WIB dan dihadiri oleh 1/3 dari jumlah keseluruhan peserta SPN.

Ditemani deburan ombak, perahu kecil yang berkeliling pantai, ramainya kunjungan turis domestik, dan suasana pagi yang cerah membuat materi yang dibawakan oleh Ustad Agung Wicaksono, atau biasa dikenal dengan ustad Awi ini, bisa menyihir peserta untuk tetap berada di tempat hingga akhir acara. Pada gathering ini peserta menggunakan sesi diskusi kelompok sekaligus rujakan untuk saling berkenalan dan menambah suasana ukhuwah.

“Semoga yang belum mendapatkan jodohnya bisa tetap berhusnudzon dengan desain yang telah Allah tetapkan,” pungkas Bu Ratri yang juga menjabat kepala SPN Surabaya.(/NF)

Senin, 02 April 2012

Konseling untuk Alumni SPN I

Fasilitas konseling sudah dapat dimanfaatkan untuk alumni SPN I, silahkan melakukan konseling sesuai jadwal dan mekanisme yang ada

Jadwal dan mekanisme
Konseling di Sekolah Pra Nikah adalah fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh Peserta dan Alumni SPN yang mengalami permasalahan seputar persiapan pernikahan. Kami akan menyiapkan Konselor yang akan menjawab pertanyaan secara online dan offline.
  1. Konseling hanya untuk alumni SPN, pastikan anda tahu Nomor induk peserta (tertera di kartu peserta)
  2. Silahkan hubungi sesuai jadwal dibawah, via telpon atau tatap muka langsung. Beberapa konselor mensyaratkan peserta untuk sms terlebih dahulu sebelum menelpon
Anda juga bisa mengisi form konseling yang ada di blog ini,  silahkan buka sub menu Pertanyaan Anda di bawah menu Konseling dan Tanya Jawab.


Konsultasi secara online, dapat dilakukan dengan mengirimkan pertanyaan melalui email ke spnsurabaya@yahoo.co.id

Konsultasi secara offline ada dua macam
a.       Via telpon, dengan menghubungi konselor melalui telpon sesuai jadwal
b.      Tatap muka langsung, dengan bertemu konselor sesuai kesepakatan


Jadwal Konseling

Endarty Subarianingsih, SKM 
Bidang : Keluarga
Metode
Waktu
Tatap Muka Langsung
Hubungi : 081283622471
Telpon
Hari       : Senin - Kamis
Jam       : 09.00 – 11.00


Dr Hajar Ariyani, Sp.Rad
Bidang :Kesehatan
Metode
Waktu
Telpon
No Telp : 081330042844 (sms dulu)
Hari       : Kamis
Jam       : 19.00
Offline
Kirimkan email ke spnsurabaya@yahoo.co.id atau isi form konseling


Anandyah Retno Cahyaningrum
Bidang : Psikologi
Metode
Waktu
Tatap Muka Langsung
Tempat : dengan perjanjian
Hari       : Rabu & Jum’at
Waktu   : 16.30 – 17.30
Telpon
No Telp : 085853141515
Hari       : Rabu & Jum,at
Jam       : 16.30 – 17.30

Khairina, dr SpKJ
No telp 081288991090
Bidang : Psikologi/ Mental/Psikis/Kejiwaan
Metode
Waktu
Email
Kirim ke spnsurabaya@yahoo.co.id atau form konseling
Selanjutnya tatap muka sesuai perjanjian

 
Nuri Fauziah, M.Psi, Psi ( Women Only)
Bidang : Psikologi
Metode
Waktu
Tatap Muka Langsung
Sewaktu-waktu dengan perjanjian
Telpon
Telp : 0856 480 66 114 / 563 1618
Hari : Sabtu & Ahad
Jam : 19.00 – 21.00

                     
Konselor berikut dapat anda hubungi via email ke spnsurabaya@yahoo.co.id atau dengan mengisi form konseling, tuliskan nama konselor yang dituju pada awal email atau awal pertanyaan anda pada form.
  1.  Ratri Handayani, ST, bidang : manajemen keluarga
  2. Dewi Maryam Setyarini, S.Pi, bidang : keluarga
  3. Ari Dwi Astuti, S.Si, bidang : keluarga
  4. Andham Asih, S.Psi, bidang : keluarga
  5.  Lilik hendarwati, bidang : keluarga
  6. Aning Rahmawati, ST, bidang : keluarga
  7. Dyah Wulandari, bidang : konsep walimah islami
  8. Wulandari Eka Sari, bidang : manajemen keuangan keluarga

Senin, 20 Februari 2012

Pernikahan itu


Pernikahan adalah sebuah ibadah yang indah, mendengarnya saja membuat kita semua tersenyum - senyum sendiri dan langsung tersirat sesuatu hal yang indah - indah. Membahas sebuah pernikahan memang selain indah, tidak akan habis, dan tidak akan berujung, mulai dari proses pencarian/menentukan jodoh, persiapan, walimah ‘urs, dan sampai pada pernak - pernik keluarga SaMaRa. Menurut ustad Ahmad Arqom, pernikahan adalah sebuah aqad dari dua insan manusia yang akan membentuk keluarga dengan satu juta warna dan juga dengan pernikahan ini kita akan mengalami dan melihat keMaha Besaran Allah yaitu sebuah tahapan penciptaan manusia dan yang lainnya.



Keterkaitan yang cukup erat dengan pernikahan adalah jodoh, banyak orang bilang bahwa jodoh itu memang sulit kita tebak (misteri) dan tidak disangka siapa orang yang akan menjadi imam kita, seseorang yang beraqad dengan kita, seseorang yang ikhlas menerima/menemani kita apa adanya. Semua serba tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Kadang dia begitu dekat, kadang tidak sesuai yang kita inginkan, namun yang perlu kita tekankan dalam memahami konsep jodoh ini adalah jangan mengharapkan kesempurnaan (keidealan) pada pasangan kita seperti yang pernah dipaparkan oleh ustad Prof. Mukhtasor bahwa tidak ada yang ideal di dunia ini, gas ideal (Pv=NRT) itu sebenarnya tidak ada (hanya pendekatan)yang ada adalah gas non-ideal (Pv=ZnRT). Karena dengan ketidakidealan ini, kita akan menjadi banyak belajar dan memahami satu sama lain serta menjadi lebih dewasa dan banyak bersyukur, seperti pengalaman pribadi yang disampaikan ustad Ahmad Arqom juga bahwa dengan menikah dirinya menjadi dewasa, so jangan menunggu dewasa untuk mengambil langkah/memutuskan untuk menikah ;-)

Setelah kita mendapatkan jodoh yang cocok, baru menginjak langkah berikutnya yaitu proses khitbah, ijab qobul, Walimah ‘Urs. Mahar (mas kawin), kata yang satu inilah cukup berperan penting dalam menentukan langkah berikutnya. Bahkan ada daerah tertentu membatalkan proses selenjutkan berlangsung karena mahar ini tidak sanggup dipenuhi oleh calon mempelai laki-laki (tidak sesusai ketentuan). Bukankah ada hadist Rasullulloh bersabda "Di antara keberkahan seorang wanita ialah yang mudah urusannya dan murah maharnya."( HR. Abu Dawud ) dan karena mahar ini pula banyak kaum Adam mengurungkan/menunda niatnya untuk menikah, hayatilah hadist berikut ini, dari Sahal bin Sa’ad bahwa Nabi SAW didatangi seorang wanita yang berkata,”Ya Rasulullah kuserahkan diriku untukmu”, Wanita itu berdiri lama lalu berdirilah seorang laki-laki yang berkata,” Ya Rasulullah kawinkan dengan aku saja jika kamu tidak ingin menikahinya.” Rasulullah berkata,” Punyakah kamu sesuatu untuk dijadikan mahar? dia berkata, “Tidak kecuali hanya sarungku ini” Nabi menjawab,”bila kau berikan sarungmu itu maka kau tidak akan punya sarung lagi, carilah sesuatu.” Dia berkata,” aku tidak mendapatkan sesuatupun.” Rasulullah berkata, ” Carilah walau cincin dari besi.” Dia mencarinya lagi dan tidak juga mendapatkan apa-apa. Lalu Nabi berkata lagi,” Apakah kamu menghafal Qur’an?” Dia menjawab,”Ya surat ini dan itu” sambil menyebutkan surat yang dihafalnya. Berkatalah Nabi,”Aku telah menikahkan kalian berdua dengan mahar hafalan Qur’anmu” (HR Bukhori Muslim). So jangan mengkhawatirkan hal ini itu, InsyaAllah ada jalan kata Maher Zain, jika niat kita bulat dan niat ibadah (mencari Ridho Alloh) segera dieksekusi, buktikan kesungguhanmu.

Ketika semua langkah berjalan lancar, Alhamdulillah ya kita akan melangkah dan menjalani semua kesepakatan - kesepakatan yang dibuat, visi-misi ke depan dan pernak pernik rumah tangga yang akan kita temui, baik itu yang menyenangkan atau hal yang kurang menyenangkan. Memang tidak mudah menghadapi kerikil-kerikil rumah tangga, tapi untuk menyelesaikan itu semua ternyata tidak sulit jika permasalahan itu kita selesaikan berlandaskan Islam. Oleh karena itu, menurut ustad Mudzoffar dalam membangun rumah tangga baik suami maupun istri tetap meningkatkan dan saling mendukung nilai/potensi ukhrawi (tingkat Iman) dan memahamkan pada kita akan adanya dinamika (variasi) kehidupan serta tidak hanya menitik beratkan pada hak suami dan istri, jangan lupa akan kewajibannya. Pesan singkat yang diutarakan beliau juga adalah jangan memustahilkan hal yang mungkin dan jangan memungkinkan yang mustahil, artinya jika suami/anak kita anggap pengetahuan agamanya bagus sehingga mustahil mereka akan melalukan yang dilarang agama, padahal peluang/kemungkinan itu sangat besar dengan adanya sarana yang mendukung untuk saat ini (FB, BB, dll). Tetap istiqomah aja

Terkait dengan kewajiban/tanggung jawab, menurut ustad Prof Mukhtasor untuk membina rumah tangga perlu adanya skill baik itu membangun rumah tangga sampe manajemen keuangan. Skill itu penting, agar dalam menjalani semua kewajibannya bisa berjalan dengan baik dan memberikan kenyamanan bagi yang lain. Suami bertanggungjawab dalam membangun rumah dan istri mengatur rumah, kewajiban ini harus jelas, saling sepakat, dan bahu-membahu serta harus punya skill. Seorang Istri dalam mengatur rumah harus tahu ilmunya bahwa rumah itu tidak hanya sebagai tempat tinggal tapi memiliki fungsi sebagai orieantasi kegiatan yang bermanfaat lainnya (berdakwah, pedidikan, berkarier)serta memfasilitasi fungsi rumah tadi sehingga semua anggota keluarga merasa nyaman berada di rumah. Sedangkan untuk keuangan perlu disiapkan dan rencanakan yang jelas, karena di zaman sekarang semua serba doit dan lebih antipasi. Namun ustad Prof Mukhtasor menyarankan untuk manajemen keuangan kita mempelajari dan memahami hukum kelimpahan rezeki, hukum spiritual rezeki, baca buku "idiot kaya, genius kaya" ambil pengalaman yang baik, sisihkan untuk berbagi dan manajemen keuangan ini perlu dibicarakan dan adanya kesepakatan bersama. Hal ini, sangat penting dengan paham hukum - hukum di atas tanpa  kita sadari bahwa kita akan merasakan datangnya rezeki tanpa kita sangka - sangka dan dari arah manapun, itu adalah hak veto Sang Maha Kaya. Sudah cukup membuat anda para penyimak bulat niatnya untuk menikah kan, yang tadinya niatnya masih segitiga berubah segiempat, yang tadinya segiempat berubah segilima,segienam, yang pada akhirnya bulat deh.
Sebelum melangkah dalam menikah, alangkah baiknya baik calon istri dan calon suami memahami psikologis Adam dari Mars dan Hawa dari Venus. Di samping itu,perbanyak pengetahuan tentang warna-warni rumah tangga dan yang tidak kalah penting adalah tingkatkan potensi ukhrowinya (nilai keimanan).

Berikut sedikit gambaran warna-warni mulai dari awal pernikahan sampe rumah tangga (silahkan kalo mau berkomentar), agar lebih siap pemahamannya, meningkatkan rasa penerimaan (legowo), dan lebih antipasi
  1. Calon istrinya usianya lebih dewasa
  2. Calon istri memiliki pendidikan/karier/penghasilan lebih tinggi
  3. Calon mertua menolak calon kita karena beda kelas,kalangan,kelompok (pekerjaan, marga, NU, Muhammadiyah) dan atau calon kita mengajak/menuntut dalam kelompok kita
  4. Calon suami kita masih kuliah/belum bekerja
  5. Calon mertua memengang erat adat-istiadat daerah masing-masing (weton, hari baik, rumahnya menghadap mana,…maaf jawa banget, yang saya tahu ini)
  6. Suami – Istri sama-sama bekerja
  7. Tinggal di rumah mertua indah/ngontrak/nyicil rumah
  8. Pemilihan lingkungan tempat tinggal, sekolah anak
  9. Istri mengalami keguguran/melahirkan normal/Caesar
  10. Melahirkan anak yang memiliki ketidaksempurnaan
Semua tidak ada yang sempurna, semoga sedikit ilmu yang aku sampaikan bisa bermanfaat dan lebih paham makna kesempurnaan yang sesungguhnya dengan begitu semoga kita termasuk orang yang bersyukur atas semua yang kita terima.  Wallahu a'lam bi shawab

By: Link Lohan

Cek Kesehatan Pra Nikah, Haruskah?

Menikah adalah momen sakral yang sangat penting bagi setiap orang, karena hanya sekali seumur hidup. Namun mengingat kepentingannya yang jangka panjang, yaitu menjadi suami, istri dan ibu yang paripurna, selayaknya persiapan tidak dilakukan untuk hari H saja. Persiapan jangka panjang, terutama kesehatan  yang sangat dibutuhkan sampai akhir hayat, penting untuk dipastikan sebelum menikah.


Tujuan pernikahan, selain ibadah juga mensinergikan dua insan, juga memperoleh keturunan yang unggul. Dengan demikian, harus dipastikan benih yang dihasilkan dari dua insane tersebut adalah benih yang unggul pula dan tidak menyimpan penyakit yang akan disesali di kemudian hari. Kalaupun ada bakat kemudian, tindakan preventif bisa lebih cepat dilakukan. Bahkan dengan pemeriksaan kesehatan pranikah, calon ibu dan ayah dapat mempersiapkan kehamilan yang sehat setelah menikah. Idealnya cek kesehatan ini dilakukan oleh kedua pihak.

Dr. Oni Khonsa Sp.OG, spesialis kandungan Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, mengatakan, “ Sebenarnya ini memeng tergantung urgensinya. Tapi jika tes ini dilakukan , akan lebih jelas terlihat adanya kelainan yang sifatnya bisa diturunkan atau tidak. Akan lebih mudah  melakukan antisipasi terhadap kondisi kesehatan ibu dan anak jika sejak awal diketahui kelainan tersebut.”
Sebaiknya pasangan yang hendak menikah melakukan persiapan hingga ke ranah tes kesehatan, tambah Oni. Ini penting untuk keduanya. Terutama bagi perempuan, untuk mendeteksi jika ada kemungkinan kelainan jantung atau hipertensi, karena perlu penanganan khusus jika hal itu terjadi.

APA SAJA YANG PERLU DIPERIKSA?

Menurut Oni Khonsa. Cek kesehatan pranikah yang perlu dilakukan adalah memeriksa :

  • Kemungkinan Adanya Virus HIV, Juga Hepatitis B & C
Hingga saat ini tingkat kematian karena virus HIV dan virus hepatitis B & C di Indonesia masih tinggi. Jika ada salah satu pasangan yang terdapat virus ini di tubuhnya, maka pasangannya bisa melakukan imunisasi sehingga tidak mudah tertular. Pencegahan-pencegahan yang lain juga bisa dilakukan, sehingga bisa merencanakan keturunan yang sehat.

  • .       Rhesus yang Bersilangan
Kasus rhesus yang bersilangan angkanya tidak tinggi. Namun bukan berarti dapat diabaikan begitu saja, karena jika ibu memilik rhesus negative dan janinnya memiliki rhesus positif, maka antibody ibu bisa menolak si anak yang dikandungnya. Anak bisa meninggal didalam kandungan. Jika cepat diketahui bahwa ibu memiliki rhesus negative dan anak memiliku rhesus positif, ibu hamil bisa diberi obat-obatan tertentu supaya anaknya bisa lahir dengan selamat

  •        Penyakit Keturunan
Penyakit keturunan seperti thalassemia sebisa mungkin sudah terdeteksi sebelum pernikahan. Sangat disarankan agar menghindari terjadinya pernikahan terhadap sesama penderita thalassemia. “ Terlepas dari ketentuan-Nya, pernikahan yang terjadi sesama pembawa thalassemia sangat mungkin menurunkan penyakit tersebut kepada keturunannya, karena thalassemia adalah kelainan darah yang membahayakan nyawa,” pungkas Oni.

Sumber : UMMI Edisi Spesial I 2012

Selasa, 14 Februari 2012

Siapkah Secara Mental Anda Menikah?

Berikut adalah beberapa pertanyaan, Jawablah dengan tanda "V" jika pernyataan di bawah sesuai dengan diri Anda atau tanda "X" jika pernyataan di bawah tidak sesuai dengan diri anda :
  1. Bagi Saya, pernikahan adalah bersatunya dua pribadi yang sangat berbeda sehingga dibutuhkan kebesaran hati dan keluasan pikiran untuk dapat mengatasi setiap percikan masalah
  2. Menurut saya, kemapanan ekonomi sangatlah penting dalam kesiapan menikah. Pasangan yang ideal bagi saya adalah yang sanggup memenuhi segala keinginan dan kebutuhan saya dan keluarga
  3. Bagi saya, pasangan harus serupa walau tak sama dengan diri saya. Saya ingin pasangan yang memiliki kegemaran yang sama, profesi yang sama, makanan kesukaan yang sama, selera musik yang sama, dan lainnya. Saya beranggapan dengan banyak persamaan yang dimiliki, kami berada dalam dunia yang sama sehingga dapat meminimalisasi permasalahan
  4. Saya sangat ingin menikah. Saya pun sudah memiliki calon tapi belum juga melangkah ke pelaminan, karena saya khawatir kalau-kalau pernikahan saya akan berakhir dengan perceraian
  5. Menurut saya, memasuki pernikahan itu seperti kita berjalan menyusuri gua, Kita tidak akan pernah tahu apakah perbekalan yang kita bawa cukup atau tidak. Kita pun tidak tahu apa saja yang akan kita temui di dalam gua dan kemana gua tersebut akan berakhir. Menikah itu selain membutuhkan perbekalan, juga sangat dibutuhkan keberanian dan kenekatan
  6. Saya sangat kesal, jika orang lain memberi komentar tentang kelebihan berat badan saya, apalagi jika yang berkomentar adalah pasangan. Saya merasa tidak diterima apa adanya
  7. Biasanya saya akan bete dan ngambek seharian jika orang yang saya hubungi tidak membalas sms atau telpon. Saya akan semakin bad mood jika orang tersebut adalah pasangan. Saya akan merasa tidak dipentingkan olehnya
  8. Saya senang memberi hadiah pada orang lain. Suatu kebahagiaan bagi saya melihat wajah cerah orang lain yang bersuka cita karena menerima hadiah saya
  9. Saya sedih saat mendengar teman-teman seangkatan, bahkan adik angkatan saya, sudah menikah. Saya bersedih karena melihat diri saya masih saja berada di dalam barisan orang-orang yang menanti saat itu tiba
  10. Saya merasa heran jika ada teman atau orang lain yang melangsungkan pernikahan di usia muda. saya berpendapat bahwa menikah adalah masalah yang serius sehingga harus dipikirkan matang-matang. Lebih baik membangun karir dulu, sehingga saat menikah nanti dapat menjalani rumah tangga dengan lebih baik.
  11. Saya selalu memimpikan memiliki keturunan. Saya menganggap anak-anak adalah sumber semangat walaupun terkadang tingkah laku mereka menjengkelkan
  12. Saya mendengar bahwa indahnya pernikahan hanyalah sebulan atau dua bulan pertama, selebihnya neraka karena sudah penuh dengan masalah. Saya pikir, masalah sudah pasti ada didalam hidup kita. Yang terpenting adalah bagaimana sikap kita sendiri dalam menyikapi masalah tersebut. Menikah memang jadi banyak masalah.. so what??
KETERANGAN :
Jika jawaban Anda "V" pada nomor-nomor 1,5,8,9,10, dan 11, maka dapat dikatakan Anda telah siap mental untuk menikah.
Jika jawaban Anda "X" pada nomor-nomor 2,3,4,6,7 dan 10, maka dapat dikatakan Anda belum siap mental untuk menikah.

Sumber : Ummi Edisi Spesial I-2012

Kenapa SPN?

Ide yang digagas oleh Rumah Keluarga Indonesia ini mungkin tidak biasa ditelinga kita. Bahkan kerap kali, banyak orang bertanya-tanya, perlukah sekolah pra nikah? apa gunanya teori? bukankah praktek langsung lebih penting dibandingkan sekedar mendengarkan uraian seminar saja ?

Pernikahan adalah suatu momen yang dilalui oleh setiap manusia yang akan memasuki bahtera rumah tangga. Data menunjukkan angka perceraian yang fantastis sebesar 320.788 perkara di penghujung 2010. Penelitian lain memperlihatkan pernikahan yang ada setiap tahunnya, sepuluh persennya berakhir dengan perceraian. Suatu hal yang memprihatinkan. Karena dampak perceraian tidak hanya dipikul oleh kedua belah pihak tetapi juga keluarga besar, terutama anak anak.
Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Beberapa factor berikut menjadi sebabnya :
1. Pergeseran paradigm dari pernikahan yang agung dan suci menjadi pernikahan yang biasa saja dengan hingar bingar pesta
2. Dampak globalisasi, banyaknya berita tentang pernikahan dan perceraian artis atau tokoh masyarakat
3. Orang tua dan pasangan calon suami-istri lebih memikirkan persiapan acara pernikahan daripada persiapan mental, spiritual dan fisik dari calon suami atau istri

Dengan keinginan mempersiapkan generasi muda muslim yang siap menghadapi jenjang pernikahan muslim inilah yang menyebabkan Rumah Keluarga Indonesia, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang mengkhususkan diri pada pembinaan keluarga, mewujudkan sekolah pra nikah, karena pembentukan keluarga sakinah hendaknya dipersiapkan sejak dini. 

Sebuah dialog, edutainment talkshow digelar pada tanggal 18 Desember 2011. Mengusung jargon Menuju Pernikahan Tak Cukup Hanya Cinta, acara yang dihadiri Habiburrahman el Shirazy dan Sinta Yudisia sebagai pembicara ini sukses mengatarkan 104 orang menjadi pendaftar sekolah pra nikah angkatan pertama.

Dalam sekolah pra nikah yang digelar dalam enam paket pertemuan, 22 Januari s.d 26 Februari 2012, peserta akan dibekali dengan materi tentang bagaimana memilih pasangan,menata visi dan misi keluarga,psikologi adam hawa,manajemen keuangan keluarga,kesehatan pranikahdan pasca menikah, dinamika keluarga dan sesi konseling untuk permasalahan seputar persiapan pernikahan. Jadi Anda berminat?

Sumber :
http://naritha.blogspot.com/2011/12/talkshow-menuju-pernikahan-tak-cukup.html

Minggu, 22 Januari 2012

Pekan Pertama

Pada pekan pertama sekolah pra nikah, para peserta terlihat antusias, registrasi dimulai dari jam 08.30
Para panitia terlihat sibuk melayani paserta yang mencapai 104 orang. Sebagian peserta belum membawa biodata form daftar ulang namun registrasi sudah menyiapkannya sehingga tetap berjalan lancar.

Materi pertama tentang masalah pernikahan. Apa pernikahan itu? apa tujuannya? bagaimana prosesnya? Materi yang disampaikan oleh Ustadz Musbihin Sahal, Lc, MA membuka cakrawala kita dengan ketakutan akan pernikahan.

Para peserta sedang bersemangat menyimak materi.



Semangat para ikhwan untuk mengikuti materi.



Materi kedua tentang menjaga penampilan. Penampilan yang baik bukan berarti glamour dan hedonis.
Disini, anda akan tahu, bagaimana menjadi cantik/ganteng luar dalam.

Jumat, 20 Januari 2012

Download Form Daftar Ulang, Tata Tertib, Jadwal SPN (Edisi Revisi)

Sekolah pranikah angkatan I akan berlangsung pada tanggal 22 Januari s.d 26 Februari 2012, setiap hari Minggu pukul 08.30 s.d 12.00 bertempat di Gedung Darma Wanita ITS, Jl. Teknik Sipil Kampus ITS Sukolilo Surabaya.
Berikut ini merupakan kelengkapan yang harus dibawa oleh peserta pada sekolah pranikah pada pertemuan pertama :
1.    Form daftar ulang yang telah diunduh dan diisi
2.    Kuitansi / bukti transfer pembayaran sekolah pranikah
3.    Foto 4 x 6 sebanyak 2 lembar (diberi nama di belakang foto)
4.    Buku catatan beserta alat tulis

Informasi lebih lanjut, dapat menghubungi :
via telp (088804878066), via sms  (085226118611/087815735559) atau via email (spnsurabaya@yahoo.co.id atau blogspnsby@gmail.com ).
Form daftar ulang peserta dapat diunduh di sini.
Peserta sekolah pranikah angkatan I dapat menjadi member dan join di milist spnsurabaya@yahoogroups.com facebook: sekolah pra nikah , dan twitter  @spnsurabaya

Para Peserta di minta untuk datang tepat waktu dan mematuhi tata tertib serta ketentuan yang telah ditetapkan oleh panitia agar acara berjalan dengan lancar.
Jadwal dapat di download di sini dan ketentuan lain dapat di download di link ini

bagi yang berhalangan hadir pada pertemuan pertama, silahkan form daftar ulang dan kelengkapannya dapat diserahkan pada pertemuan berikutnya guna mendapatkan member card.

Terima Kasih

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes