Senin, 20 Februari 2012

Cek Kesehatan Pra Nikah, Haruskah?

Menikah adalah momen sakral yang sangat penting bagi setiap orang, karena hanya sekali seumur hidup. Namun mengingat kepentingannya yang jangka panjang, yaitu menjadi suami, istri dan ibu yang paripurna, selayaknya persiapan tidak dilakukan untuk hari H saja. Persiapan jangka panjang, terutama kesehatan  yang sangat dibutuhkan sampai akhir hayat, penting untuk dipastikan sebelum menikah.


Tujuan pernikahan, selain ibadah juga mensinergikan dua insan, juga memperoleh keturunan yang unggul. Dengan demikian, harus dipastikan benih yang dihasilkan dari dua insane tersebut adalah benih yang unggul pula dan tidak menyimpan penyakit yang akan disesali di kemudian hari. Kalaupun ada bakat kemudian, tindakan preventif bisa lebih cepat dilakukan. Bahkan dengan pemeriksaan kesehatan pranikah, calon ibu dan ayah dapat mempersiapkan kehamilan yang sehat setelah menikah. Idealnya cek kesehatan ini dilakukan oleh kedua pihak.

Dr. Oni Khonsa Sp.OG, spesialis kandungan Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, mengatakan, “ Sebenarnya ini memeng tergantung urgensinya. Tapi jika tes ini dilakukan , akan lebih jelas terlihat adanya kelainan yang sifatnya bisa diturunkan atau tidak. Akan lebih mudah  melakukan antisipasi terhadap kondisi kesehatan ibu dan anak jika sejak awal diketahui kelainan tersebut.”
Sebaiknya pasangan yang hendak menikah melakukan persiapan hingga ke ranah tes kesehatan, tambah Oni. Ini penting untuk keduanya. Terutama bagi perempuan, untuk mendeteksi jika ada kemungkinan kelainan jantung atau hipertensi, karena perlu penanganan khusus jika hal itu terjadi.

APA SAJA YANG PERLU DIPERIKSA?

Menurut Oni Khonsa. Cek kesehatan pranikah yang perlu dilakukan adalah memeriksa :

  • Kemungkinan Adanya Virus HIV, Juga Hepatitis B & C
Hingga saat ini tingkat kematian karena virus HIV dan virus hepatitis B & C di Indonesia masih tinggi. Jika ada salah satu pasangan yang terdapat virus ini di tubuhnya, maka pasangannya bisa melakukan imunisasi sehingga tidak mudah tertular. Pencegahan-pencegahan yang lain juga bisa dilakukan, sehingga bisa merencanakan keturunan yang sehat.

  • .       Rhesus yang Bersilangan
Kasus rhesus yang bersilangan angkanya tidak tinggi. Namun bukan berarti dapat diabaikan begitu saja, karena jika ibu memilik rhesus negative dan janinnya memiliki rhesus positif, maka antibody ibu bisa menolak si anak yang dikandungnya. Anak bisa meninggal didalam kandungan. Jika cepat diketahui bahwa ibu memiliki rhesus negative dan anak memiliku rhesus positif, ibu hamil bisa diberi obat-obatan tertentu supaya anaknya bisa lahir dengan selamat

  •        Penyakit Keturunan
Penyakit keturunan seperti thalassemia sebisa mungkin sudah terdeteksi sebelum pernikahan. Sangat disarankan agar menghindari terjadinya pernikahan terhadap sesama penderita thalassemia. “ Terlepas dari ketentuan-Nya, pernikahan yang terjadi sesama pembawa thalassemia sangat mungkin menurunkan penyakit tersebut kepada keturunannya, karena thalassemia adalah kelainan darah yang membahayakan nyawa,” pungkas Oni.

Sumber : UMMI Edisi Spesial I 2012

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes